Jakarta, LensaWarna.com – Brand kecap legendaris Bango kini tampil dengan identitas baru yang lebih segar dan misi yang lebih progresif: menjadikan kecap sebagai culinary gem yang selalu relevan di tengah perubahan tren kuliner, terutama bagi generasi muda.
Upaya ini diwujudkan melalui program “Foodtruck Jajanan Bango” yang akan menjelajahi 13 kota di Indonesia untuk memperkenalkan ragam hidangan berbasis kecap dengan sentuhan modern.

Lendi Yuwarlian, Head of Marketing Bango and Beverages Unilever Indonesia, menjelaskan bahwa perubahan gaya hidup generasi muda memengaruhi kebiasaan memasak mereka. “Mereka cenderung memilih resep praktis namun tetap ingin eksplorasi rasa.
Media sosial kini menjadi sumber inspirasi utama, menggantikan kuliner legendaris yang dulu jadi panutan. Ini membuat tantangan bagi kuliner berbasis kecap agar kembali terlihat menarik dan relevan,” ujar Lendi.
Hasil studi “Menu Check Study” Kantar 2024 menunjukkan penurunan popularitas masakan berbasis kecap. Dari 15 masakan favorit, hanya tiga yang masih bertahan: Nasi Goreng, Mie Goreng, dan Oseng Tempe. Hal ini memperlihatkan perlunya ide-ide baru agar kecap tidak hanya identik dengan menu klasik.

Foodsfluencer sekaligus foodpreneur Dimas Ramadhan Pangestu alias Dims the Meatguy menyebut kecap sebagai bumbu yang serbaguna.
“Profil rasanya kompleks, manis, asin, gurih, ditambah aroma fermentasi kedelai. Kecap bisa dipakai untuk kuliner tradisional, internasional, hingga fusion. Bahkan, dengan teknik yang tepat, kecap bisa menggantikan saus seperti Worcestershire atau barbecue,” ungkapnya.
Sebagai bagian dari rebranding, Bango memperkenalkan kemasan baru yang modern dan mencolok. Desain ini menegaskan kualitas “100% Kecap” Bango yang telah dijaga sejak 1928, tanpa pewarna atau pengawet buatan, menggunakan bahan-bahan alami berkualitas tinggi.
“Selain menjaga warisan kuliner Indonesia, kami ingin menunjukkan bahwa kecap adalah bumbu inovatif yang bisa menginspirasi hidangan masa kini,” tambah Lendi. Dengan langkah ini, Bang berharap dapat menghidupkan kembali antusiasme masyarakat terhadap kecap, sekaligus membuktikan bahwa bumbu klasik ini dapat terus beradaptasi dengan tren kuliner terbaru.
Red Ono Tree)***


