Home » Dari Champs-Élysées ke Museum Phono, Indonesia dan Prancis Perkuat Diplomasi Budaya

Dari Champs-Élysées ke Museum Phono, Indonesia dan Prancis Perkuat Diplomasi Budaya

Sportstourismindonesia – Paris, 14 Juli 2025 Tak hanya mempererat kerja sama pertahanan, kunjungan kenegaraan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto ke Prancis dalam rangka Bastille Day 2025 juga membawa pesan kuat mengenai pentingnya diplomasi budaya. Di balik sorotan parade militer di Champs-Élysées, misi pelestarian warisan budaya turut mewarnai agenda bilateral antara Indonesia dan Prancis.

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, yang turut mendampingi kunjungan kenegaraan ini, memanfaatkan momentum bersejarah tersebut untuk memperkuat jalinan kerja sama budaya antara kedua negara. Salah satu agenda pentingnya adalah kunjungan ke Museum Phono Paris, sebuah lembaga budaya yang mengarsipkan dan merawat sejarah rekaman suara sejak 1857.

“Di museum ini kita bisa melihat perkembangan teknologi suara dan bagaimana artefak suara menjadi bagian dari warisan budaya dunia. Ini menjadi refleksi penting bagi Indonesia dalam upaya melestarikan budaya takbenda seperti musik tradisional dan cerita lisan,” ujar Fadli Zon usai meninjau koleksi fonograf, piringan hitam, hingga tape recorder di galeri museum tersebut.

 

Menurut Fadli, Indonesia dan Prancis memiliki visi serupa dalam hal pelestarian kebudayaan, terutama dalam menghadapi tantangan digitalisasi dan globalisasi. Karena itu, kerja sama antar institusi budaya lintas negara perlu terus didorong, mulai dari pertukaran koleksi, riset sejarah, hingga digitalisasi artefak budaya.

Parade Bastille Day yang digelar pada 14 Juli 2025 bukan sekadar simbol kekuatan militer, namun juga ruang diplomasi lintas sektor, termasuk kebudayaan. Di momen tersebut, Indonesia mengirimkan 451 personel gabungan TNI dan Polri untuk tampil dalam defile dan pertunjukan drum band. Namun kehadiran Menteri Kebudayaan dalam delegasi juga menunjukkan bahwa hubungan bilateral Indonesia–Prancis terus berkembang dalam banyak dimensi, tidak hanya keamanan dan ekonomi.

“Dalam usia ke-75 hubungan diplomatik Indonesia dan Prancis, kita ingin menggarisbawahi bahwa kerja sama budaya adalah pondasi penting dalam membangun hubungan jangka panjang. Budaya menyentuh hal-hal yang mendalam, seperti identitas, nilai, dan persepsi antarbangsa,” kata Fadli.

 

Kementerian Kebudayaan RI juga menyampaikan rencana kolaborasi ke depan, termasuk kemungkinan menggelar pameran budaya Indonesia di Paris dan menyambut partisipasi institusi budaya Prancis dalam festival seni di Nusantara. Hal ini diharapkan dapat memperluas ruang dialog budaya sekaligus memperkenalkan kekayaan seni Indonesia ke panggung global.

Kunjungan ke Prancis kali ini turut melibatkan sejumlah pejabat tinggi Indonesia, termasuk Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi Rosan Roeslani, Panglima TNI Agus Subiyanto, serta Duta Besar RI untuk Prancis Muhammad Oemar.

Dengan semangat persaudaraan dan kemitraan yang saling menguatkan, diplomasi budaya Indonesia terus dibangun sebagai instrumen strategis dalam mempererat hubungan antarbangsa, menjembatani pemahaman lintas budaya, serta mengukuhkan posisi Indonesia sebagai bangsa besar yang kaya akan warisan budaya dunia.

**Benksu