Jakarta, LensaWarna.com — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi peningkatan risiko banjir akibat musim hujan yang diprediksi berlangsung lebih panjang dan intens dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa musim hujan 2025–2026 akan mulai merata sejak awal November 2025 dan mencapai puncaknya pada Januari hingga Februari 2026.
“Curah hujan diperkirakan meningkat signifikan, terutama di wilayah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Sebagian wilayah bisa menerima curah hujan setara satu bulan hanya dalam satu hari,” ujar Dwikorita dalam keterangannya, Senin (3/11).
Menurut BMKG, peningkatan curah hujan dipengaruhi oleh aktivitas La Niña lemah dan suhu permukaan laut yang lebih hangat dari biasanya di wilayah perairan Indonesia.
Sebagai langkah antisipasi, BMKG meminta pemerintah daerah untuk memperkuat sistem peringatan dini, memeriksa kondisi saluran air dan tanggul, serta menyiapkan posko siaga banjir di daerah rawan.
“Kerjasama antara masyarakat dan pemerintah daerah menjadi kunci. Kita tidak ingin banjir besar seperti yang terjadi di Bali beberapa waktu lalu terulang,” tegas Dwikorita.
Sebelumnya, banjir bandang yang melanda Bali pada Oktober lalu menyebabkan sedikitnya 18 orang meninggal dunia dan lebih dari 500 warga mengungsi.
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi tanah longsor di daerah pegunungan dan perbukitan, terutama di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan.
Red Dons)***


