Jakarta, Juli 2025 – Final Indonesian Basketball League (IBL) 2025 tak hanya menjadi laga puncak antara dua tim terbaik musim ini, tetapi juga menjadi penanda penting transformasi bola basket Indonesia menuju ekosistem olahraga yang modern, profesional, dan berorientasi industri.

Laga antara Pelita Jaya Jakarta melawan Dewa United Banten, yang digelar dengan atmosfer luar biasa dan penonton membludak, menjadi bukti bahwa IBL bukan lagi sekadar kompetisi, melainkan magnet baru bagi dunia olahraga dan hiburan tanah air.
Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah, menyebut final tahun ini sebagai simbol kemajuan menyeluruh liga.
“Kita sedang menyaksikan bukan hanya pertandingan, tapi perkembangan nyata sebuah industri olahraga. Dari kualitas pertandingan, tata kelola liga, hingga antusiasme fans, semuanya bergerak naik secara signifikan,” ujar Junas.
Kejutan datang dari Dewa United Banten, tim muda yang sukses menembus babak final untuk pertama kalinya sejak bergabung lima musim lalu. Namun di balik keberhasilan teknis itu, terdapat kerja serius dalam membangun struktur klub modern — mulai dari perekrutan pelatih berpengalaman, akademi usia dini, hingga pendekatan branding yang kuat.
Sementara itu, Pelita Jaya Jakarta menunjukkan konsistensi manajemen yang solid. Dengan sederet prestasi dan kemampuan mempertahankan performa di level tertinggi, mereka menjadi cerminan klub profesional yang mampu beradaptasi dalam lanskap liga yang kian kompetitif.
Ketua Badan Legal, Etik, dan Disiplin DPP Perbasi, Fritz Edward Siregar, mengatakan bahwa kesuksesan IBL tahun ini memperkuat keyakinan federasi bahwa basket Indonesia sudah memasuki fase baru.
“Basket sedang bertransformasi menjadi industri. Kita menyaksikan bagaimana liga tumbuh bukan hanya dari sisi teknis, tapi juga sebagai produk yang bernilai komersial tinggi,” ungkapnya.
Fritz menambahkan bahwa performa penyelenggaraan IBL menjadi modal besar Indonesia sebagai tuan rumah berbagai ajang internasional.
“Kita siap menyambut even-even seperti FIBA Youth. Kesiapan liga lokal jadi fondasi utama keberhasilan agenda global,” ujarnya.
Salah satu indikator transformasi IBL sebagai industri adalah melonjaknya keterlibatan publik. Tiket pertandingan playoff dan final ludes dalam hitungan jam, penonton hadir dengan semangat tinggi di stadion, dan platform digital liga mencatat pertumbuhan pesat dalam interaksi.
Tak hanya itu, keterlibatan sponsor dan media juga meningkat. Klub-klub mulai menjalin kemitraan strategis dengan brand nasional hingga internasional, menunjukkan kepercayaan pasar pada prospek basket Indonesia.
“Dengan fondasi manajemen yang kuat, produk siaran yang menarik, serta fanbase yang terus berkembang, IBL berpotensi menjadi liga olahraga terbesar di Asia Tenggara dalam beberapa tahun ke depan,” kata Junas.
Di luar skor akhir pertandingan, Final IBL 2025 telah menegaskan satu hal: bola basket Indonesia telah bergerak dari sekadar olahraga menjadi kekuatan ekonomi kreatif yang diperhitungkan. Dan bagi banyak pihak, ini baru permulaan dari sebuah masa depan yang penuh harapan.
**Benksu


