Kota Sorong – Taman Wisata Alam (TWA) Sorong bukan hanya jadi tempat petualangan ekstrem akhir pekan ini, tetapi juga panggung alami bagi Korps Marinir TNI AL Pasmar 3 dalam memperkenalkan keindahan Papua Barat Daya kepada publik. Melalui kegiatan bertajuk “Jelajah Alam Tanpa Batas”, Sabtu (12/07), para crosser Pasmar 3 membuktikan bahwa militer juga dapat menjadi duta wisata daerah.
Kegiatan ini tidak hanya menantang fisik dengan rute-rute ekstrem di tengah hutan dan perbukitan Sorong, tetapi juga membawa pesan penting: potensi pariwisata alam Papua Barat Daya layak dikembangkan dan diperkenalkan secara lebih luas. Melintasi jalur berlumpur, tanjakan curam, dan jembatan kayu yang menguji adrenalin, para prajurit tetap menjunjung semangat kebersamaan dan sportivitas khas militer.
Dari Trek Ekstrem ke Diplomasi Hijau
Komandan Pasmar 3, Brigjen TNI (Mar) Andi Rahmat M., menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak semata-mata berorientasi pada hobi otomotif, tetapi juga bagian dari bentuk keterlibatan aktif prajurit dalam pembangunan citra positif wilayah.
“Papua Barat Daya memiliki keindahan alam luar biasa. Melalui kegiatan ini, kami ingin memberi contoh bahwa kekuatan militer bisa sejalan dengan pelestarian lingkungan dan promosi pariwisata,” tegasnya.
Di sela-sela lintasan ekstrem, para peserta menyempatkan diri beristirahat di tepian sungai yang jernih dan menikmati kesejukan alam. Momentum ini juga dimanfaatkan untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar, sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap kelestarian ekosistem lokal.
Menumbuhkan Cinta Alam dan Identitas Daerah
Dengan slogan penuh makna “Semua Masalah Ada Jalan Keluarnya. Kalau Tidak Ada, Kita yang Keluar Jalan-jalan,” kegiatan ini membawa pesan tersirat: menjelajah bukan hanya tentang medan dan tantangan, tetapi juga tentang mengenali dan mencintai tanah tempat berpijak.
TWA Sorong, yang masih minim sentuhan wisata massal, menjadi simbol bahwa Papua Barat Daya memiliki destinasi alternatif bagi pecinta petualangan dan pencinta alam. Kehadiran Pasmar 3 justru memperkuat narasi bahwa pariwisata bisa tumbuh dari inisiatif komunitas dan sinergi antar institusi.
Potensi Wisata dan Edukasi Lingkungan
Selain menjadi ajang mempererat soliditas prajurit, kegiatan semacam ini juga dapat menjadi model pengembangan wisata berbasis komunitas militer. Dengan pengelolaan yang tepat, kegiatan lintas alam dapat menjadi sarana edukasi, konservasi, serta peningkatan ekonomi lokal tanpa merusak alam.
Kegiatan “Jelajah Alam Tanpa Batas” ini diharapkan mampu mendorong perhatian lebih terhadap potensi wisata Sorong dan kawasan sekitarnya, serta menginspirasi instansi lain untuk mengembangkan bentuk-bentuk diplomasi wisata dan pelestarian lingkungan dalam bingkai kegiatan komunitas.
**Benksu