Jakarta, 13 Juli 2025 Lebih dari sekadar ajang kompetisi, Kemenpora International Pencak Silat Championship 2025 menjadi panggung penting bagi generasi muda Indonesia dalam memainkan peran strategis sebagai duta budaya di kancah internasional. Diselenggarakan di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, kejuaraan ini mempertemukan 2.500 peserta dari berbagai usia, termasuk perwakilan dari Malaysia dan Jerman.
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Dito Ariotedjo, menegaskan bahwa kejuaraan ini bukan hanya tentang prestasi olahraga, tetapi juga bagian dari upaya besar membumikan pencak silat sebagai warisan budaya bangsa yang mendunia.
“Ajang ini memperlihatkan bagaimana generasi muda mampu menjadi jembatan antara pelestarian budaya dan penguatan identitas nasional. Mereka tidak hanya bertanding, tapi juga memperkenalkan pencak silat sebagai wajah Indonesia kepada dunia,” ujar Menpora Dito usai menyerahkan medali kepada para pemenang, Minggu (13/7).
Kejuaraan yang berlangsung sejak 10 Juli ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, Satuan Pelajar dan Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila, serta Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI). Menurut data panitia, meskipun jumlah peserta yang dapat diterima sebanyak 2.500, jumlah pendaftar mencapai lebih dari 5.100 orang—menunjukkan antusiasme yang sangat tinggi dari komunitas pencak silat.
Ketua Umum SAPMA Pemuda Pancasila, Aulia Arief, menekankan bahwa kejuaraan ini adalah wujud nyata dari semangat anak muda dalam menjaga dan mempromosikan warisan leluhur.
“Kami ingin membuktikan bahwa generasi muda tidak apatis terhadap budaya. Pencak silat adalah bagian dari jati diri bangsa dan lewat ajang ini, mereka membawanya ke ranah global dengan penuh rasa bangga,” tutur Aulia.
Ajang ini memperlombakan berbagai kategori usia mulai dari pra usia dini (≤ 5 tahun) hingga dewasa (35 tahun), dengan peserta dari sekolah, perguruan silat, dan klub-klub pencak silat. Keberagaman latar belakang peserta mencerminkan luasnya daya jangkau dan pengaruh pencak silat di tengah masyarakat.
Lebih dari itu, kehadiran elemen hiburan seperti penampilan dari Ndarboy Genk dan Bandar Disco menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang hadir, menjadikan acara ini sebagai perpaduan antara olahraga, seni, dan budaya populer.
Turut hadir dalam penutupan kejuaraan adalah Direktur Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK) Ferry Kono yang turut mengapresiasi keberhasilan acara ini sebagai bagian dari penguatan ekosistem olahraga dan kebudayaan nasional.
Melalui ajang seperti ini, pencak silat tidak hanya tumbuh sebagai cabang olahraga prestasi, namun juga sebagai instrumen diplomasi budaya yang efektif, dengan generasi muda sebagai ujung tombaknya.
**Benksu