Jakarta, 7 Juli 2025 PT Liga Indonesia Baru (LIB) menunjukkan langkah nyata dalam memperkuat fondasi bisnis sepak bola nasional melalui sejumlah keputusan strategis dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun 2025 yang digelar di Jakarta, Senin (7/7). Tak sekadar membahas jadwal kompetisi, RUPS kali ini menggarisbawahi transformasi besar dalam struktur organisasi, identitas merek, hingga model bisnis kompetisi.
Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus, menyampaikan bahwa selain agenda rutin tahunan, RUPS kali ini juga memuat keputusan penting yang akan menjadi titik balik bagi masa depan industri sepak bola Indonesia.
“Ini bukan hanya soal pergantian nama atau perubahan susunan direksi. Ini soal membangun pondasi baru menuju profesionalisme sepak bola yang lebih modern dan berkelanjutan,” ujarnya dalam konferensi pers usai RUPS.
Liga 2 Jadi Entitas Mandiri: Menuju Ekosistem Kompetisi Lebih Sehat
Salah satu langkah paling progresif adalah keputusan untuk memisahkan pengelolaan Liga 2 dari Liga 1. Mulai musim depan, Liga 2 akan dikelola oleh entitas korporasi baru yang menjadi anak usaha PT LIB. Struktur sahamnya pun menunjukkan semangat kolaboratif: 52 persen dimiliki PT LIB dan 48 persen dimiliki langsung oleh klub-klub Liga 2.
Langkah ini dinilai sebagai strategi jangka panjang untuk memperkuat struktur kompetisi dan mendorong otonomi serta profesionalisme di level kedua.
Rebranding Besar-besaran: Lahirnya I League, Super League, dan Championship
Dalam upaya memperkuat citra di ranah global, PT LIB juga melakukan rebranding menyeluruh terhadap identitas liga. Nama resmi perusahaan tetap LIB, namun merek kompetisinya kini diperbaharui menjadi I League (Indonesia League). Adapun Liga 1 akan berubah menjadi Super League, dan Liga 2 menjadi Championship, mengikuti format yang umum digunakan di liga-liga besar dunia.
“Ini bagian dari modernisasi brand dan positioning kami. Nama-nama baru ini membawa semangat baru dan daya tarik yang lebih kuat, termasuk secara komersial,” kata Ferry Paulus.
Diversifikasi Bisnis: Sobat Liga Jadi Anak Usaha
Strategi bisnis PT LIB juga berkembang ke arah diversifikasi. Platform digital Sobat Liga, yang sebelumnya diluncurkan sebagai sarana keterlibatan fans, kini secara resmi disetujui pemegang saham untuk menjadi anak usaha LIB. Ini membuka peluang besar untuk membangun ekosistem digital dan pendapatan non-tiket di masa depan.
Regulasi Pemain Asing dan Pemain Muda: Kombinasi Kompetitif dan Pembinaan
Dari sisi teknis kompetisi, RUPS menyetujui penambahan kuota pemain asing menjadi 11 nama per klub, dengan delapan pemain boleh dimainkan. Sementara itu, regulasi pemain muda U-23 tetap berlaku, yakni minimal satu pemain dimainkan selama 45 menit.
Susunan Baru Komisaris dan Direksi: Kolaborasi Pemerintah dan Swasta
RUPS juga menetapkan jajaran baru di tubuh PT LIB yang mencerminkan kolaborasi antara unsur pemerintah dan pelaku industri. Di posisi Komisaris Utama, mantan Menpora Zainudin Amali dipercaya memimpin pengawasan perusahaan, dengan dukungan nama-nama seperti Muhammad Lutfi dan Glenn Sugita.
Susunan direksi dipimpin kembali oleh Ferry Paulus sebagai Direktur Utama, didampingi Asep Saputra (Operasional) dan Sadikin Aksa (Bisnis & Keuangan).
Dengan transformasi di berbagai lini manajemen, identitas, regulasi, hingga model bisnis PT LIB membuktikan bahwa sepak bola Indonesia sedang bergerak menuju ekosistem yang lebih profesional dan adaptif terhadap tantangan zaman. Kini, tinggal bagaimana semua pemangku kepentingan bergerak bersama agar hasil dari RUPS 2025 ini tidak berhenti sebagai wacana, tetapi menjadi kenyataan.
**Benksu


