Jakarta,LensaWarna.com – International Energy Agency (IEA) memproyeksi hingga tahun 2030 permintaan energi mengalami lonjakan hingga 45 persen. Meski sejumlah negara terus berupaya mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) dan digadang dapat menjadi alternatif, IEA mengkalkulasi jumlah konsumsi energi terbarukan pada 2030 hanya mencapai 18 persen. Jumlah ini masih jauh dari target 32 persen untuk mencapai aspirasi Net Zero Emission (NZE) 2060. Meski energi fosil saat ini masih dominan, perusahaan migas terus mengembangkan metode produksi energi yang lebih ramah lingkungan. Pertamina misalnya, pada tahun 2021 berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 7,4 juta metrik ton CO2. Melalui pengurangan non-routine emissions dari proses yang digunakan untuk bahan bakar penggunaan sendiri dan untuk pasokan gas ke pelanggan. Wow, Desain Sumur CO2-EOR Karya Mahasiswa Mampu Kurangi Emisi foto dok Guna mendukung upaya peningkatan produksi minyak sembari turut mewujudkan NZE, Tim DrillFit yang beranggotakan M. Kenandipa, Elizabeth Bella, Asyifa defirsta, Naufal Hendra dan Andreas Dimas, mahasiswa Teknik Perminyakan Universitas Pertamina (UPER), menginisiasi pembuatan desain sumur CO2 – Enhanced Oil Recovery (EOR). “EOR adalah metode eksplotasi minyak dengan mengoptimasi sumur minyak. Metode CO2-EOR meningkatkan produksi dengan menyuntikkan CO2 dalam sumur produksi. Gas CO2 akan memberikan tekanan ke seluruh reservoir minyak yang memungkinkan terjadinya peningkatkan mobilitas aliran minyak lebih besar,” ujar Kenan sebagai ketua tim DrillFit. Oil climate index memperhitungkan, setiap barel minyak mentah di Indonesia menghasilkan 711 kg CO2 yang mana kegiatan ini membentuk polutan berbahaya. Penerapan skema CO2-EOR akan menginjeksi kembali CO2 tersebut yang memungkinkan untuk terjadinya siklus emisi yang lebih rendah. “EOR ini merupakan tahap ketiga atau tahap tertiary. CO2 yang dihasilkan oleh produksi migas akan diolah dan menjadi stimulus pada sumur produksi minyak. Karena CO2 memiliki tekanan yang besar, sumur yang kami desain didukung oleh komponen chromium. Komponen ini memiliki keunggulan bisa tahan terhadap tekanan CO2 dan korosivitas,” kata Kenan dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (7/3). Desain pembuatan sumur CO2-EOR karya tim DrillFit menghantarkan Kenan dan rekannya menyabet gelar juara pertama di ajang Integrated Petroleum Festival 2023 (IPFEST 2023) kategori lomba Well Design Competition yang diselenggarakan di Institut Teknologi Bandung pada 25 Februari lalu. “Selain tahan terhadap tekanan dan temperatur tinggi, desain sumur CO2-EOR karya tim DrillFit memiliki keutamaan dari sisi struktur. Empat casing yang ada mampu menahan reruntuhan formasi dari dalam sumur dan memiliki tubing yang dapat menahan laju suhu, tekanan, serta sifat korosif CO2,” tambah Kenan. Raka Sudira Wardana, M.T., selaku dosen pembimbing tim DrillFit mengapresiasi capaian tim. “EOR ini merupakan alternatif dalam meningkatkan produksi migas sekaligus membantu mewujudkan upaya pengurangan CO2. Pembangunan EOR ini dipelajari dalam mata kuliah Teknik Pengeboran. Kurikulum pada mata kuliah tersebut sudah disesuaikan dengan kebutuhan industri. Sehingga karya yang dihasilkan oleh Tim DrillFit merupakan bentuk mengaplikasikan ilmu yang telah diterima di kelas,” jelas Raka. (foto:dok. UPER, Teks: OnoTri) Post navigation Hadir Dengan Slogan Terbaru “Make Things Better”, Olike Akan Meluncurkan Rangkaian Produk Penuh Inovasi di Tahun 2023 Rakornas IG 2023,Urgensi Integrasi Geospasial Statistik Untuk Akselerasi Pembangunan Nasional