Brebes, LensaWarna.com-, Upaya menurunkan angka Stunting di Kabupaten Brebes terus dilakukan, salah satunya melalui kegiatan Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja Komisi IX DPR RI bertempat di SMK  Ma’arif NU Paguyangan, Desa Paguyangan, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes (20/07/2024).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Hj. Nur Nadlifah, S.Ag. MM selaku Anggota Komisi IX DPR RI, Drs. Ahmad Ma’mun, M. Si selaku Kepala Dinas KB Kabupaten Brebes, Afif Miftahul Majid, S.Sos, M.M selaku Widyaiswara Ahli Madya BKKBN Pusat serta warga setempat.

Permasalahan kesehatan yang beragam dan tingginya angka stunting di Kabupaten Brebes mendapat perhatian yang serius dari Anggota DPR RI Komisi IX Fraksi PKB Hj. Nur Nadlifah, S.Ag. MM. Dalam sambutannya disampaikan masalah stunting yang terjadi di Indoensia menjadi perhatian khusus bagi pemerintah. Menurutnya tingginya angka kasus stunting yang mencapai 26% di berbagai wilayah di Indonesia membuat Presiden Joko Widodo mengamanatkan untuk menekan angka tersebut menjadi 14% di tahun 2024.

Percepatan Penurunan Stunting Di Kabupaten Brebes Jadi Perhatian Khusus Hj. Nur Nadlifah, S.Ag. MM Anggota Komisi IX DPR RI

Pemerintah pusat sendiri sedang berkonsentrasi pada penanganan stunting tentunya dengan mengalokasikan anggaran APBN yang signifikan atau cukup besar sekitar 1 triliun. Alokasi anggaran di kabupaten Brebes untuk penanggulangan stunting sangatlah besar, tinggal kesungguhan dari Pemerintah Kabupaten serta dukungan dari berbagai komponen masyarakat sangatlah penting.

“Sebelumnya Tim Penanggulangan Stunting meramu program cegah stunting dengan prespektif sendiri-sendiri, maka di tahun 2021 ada peraturan presiden yang meminta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk menjadi Leading Sektornya. Mengapa BKKBN ?. Karena BKKBN unsurnya kependudukan”, tegas Hj. Nur Nadlifah, S.Ag. MM.

Ditambahkan oleh Hj. Nur Nadlifah, S.Ag. MM faktor stunting tidak hannya kemiskinan, akan tetapi banyak faktor penyebab lainya, seperti kurangnya orang tua dalam memberikan nutrisi pada anak. “Tim Pasyankes seperti Puskesmas juga sangat berperan penting termasuk Posyandu yang merupakan ujung tombaknya, membekali ilmu pengetahuan terkait kesehatan salah satunya paham masalah stunting karena mereka secara lansung bersentuhan dengan masyarakat”, katanya.

Sementara itu Afif Miftahul Majid, S.Sos, M.M menyampaikan 2 hal yaitu tentang program pembangunan keluarga dan Stunting. Terkait dengan program pembangunan keluarga ditujukan untuk menjadikan rumah tangga yang tenteram dan sentosa. Untuk mewujudkanjannya diawali sebelum pernikahan, idealnya usia pernikahan bagi perempuan 21 tahun dan laki-laki 25 tahun karena usia tersebut lebih sehat baik dari sisi ekonomi dan mental. Selain itu, ketika kita menginginkan anak yang cerdas dan kuat, maka dipastikan sebelum menikah diperiksa di puskesmas.

“Jadi pastikan kesiapannya, usianya ideal, asupan gizinya agar tidak mengalami stunting yaitu gagal tumbuh karena kekurangan gizi kronis. Jadi, marilah kita persiapkan generasi di Brebes ini untuk menjadi generasi yang hebat dan kuat”, ujar Afif Miftahul Majid, S.Sos, M.M.

Rasa bangga disampaikan oleh Drs. Ahmad Ma’mun, M. Si atas terlaksananya kegiatan Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja (Komunitas informasi dan edukasi) dalam rangka bagaimana mewujudkan keluarga sejahtera yang salah satunya menurunkan angka stunting.

“Saat ini di Brebes angka stunting dan anak-anak kita yang kekurangan gizi angkanya cukup tinggi. Jadi kami berpesan agar rumah kita upayakan harus ada air bersih, sanitasi yang bersih, hindari 4-Ter (Terlalu muda, Terlalu tua, Terlalu dekat dan jauh jarak kehamilannya)”, pungkas Drs. Ahmad Ma’mun, M. Si (donz; foto humasbkkbn)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *