NTT LensaWarna.com-, Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan energi kronis dan infeksi berulang, yang menyebabkan tinggi badan anak berada di bawah standar kesehatan. Stunting berdampak pada pertumbuhan otak, kesehatan organ-organ penting, dan daya tahan tubuh anak, serta meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker. Pada tanggal 5 September 2024, Aula Paroki St. Hubertus Sok di Desa Compang Ndejing, Kec. Borong, Kab. Manggarai Timur, menjadi tuan rumah Kegiatan Sosialisasi DAN KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja Di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Acara ini dihadiri oleh narasumber penting, termasuk Jimrius F. Elo, SS, (Kepala Bidang Perlindungan Anak dan Pengelolaan Data Gender dan Anak DP2KBP3A Kab. Manggarai Timur) Mikhael Yance Galmin, SS., M.Sc, (Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi NTT), dan Emanuel Melkiades Laka Lena (Wakil Ketua Komisi IX DPR RI). Diungkapkan oleh Emanuel Melkiades Laka Lena selaku Wakil Ketua Komisi IX DPR RI bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai stunting, yang merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. “Stunting dapat mengakibatkan dampak serius seperti pertumbuhan otak yang tidak optimal, risiko penyakit tidak menular, dan daya tahan tubuh yang rendah”, kata Emanuel Melkiades Laka Lena. Para peserta diberikan informasi tentang faktor penyebab stunting dan langkah-langkah pencegahannya, terutama melalui program Bangga Kencana oleh Mikhael Yance Galmin, SS, M.Sc selaku Sekretaris Perwakilan BKKBN Prov. NTT “Program ini menekankan pentingnya pengasuhan yang baik selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), termasuk konsumsi gizi seimbang, pemeriksaan kehamilan, dan pemberian ASI eksklusif”, ujar Mikhael Yance Galmin, SS, M.Sc. Selain itu, program Bangga Kencana juga berperan dalam kampanye pencegahan stunting dengan fokus pada pengaturan jarak kelahiran dan jumlah anak, serta pembinaan remaja dan keluarga. Intervensi bagi calon pengantin (catin) meliputi skrining, edukasi, dan pendampingan untuk memastikan kesiapan menikah dan hamil dalam kondisi ideal. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan menerapkan langkah-langkah pencegahan stunting, serta berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pada kesempatan tersebut Mikhael Yance Galmin, SS, M.Sc memaparkan tentang Kampanye Percepatan Penurunan Bersama Mitra Kerja diantaranya adalah : Faktor Penyebab Dan Dampak Stunting Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi yang memerlukan penanganan multisektor. Beberapa penyebabnya termasuk pengasuhan yang tidak optimal, terbatasnya layanan kesehatan, kurangnya akses pada makanan bergizi, sanitasi yang buruk, dan jarak kelahiran yang terlalu dekat. Dampak dari stunting meliputi pertumbuhan otak yang tidak maksimal, gangguan perkembangan organ, dan daya tahan tubuh yang rendah. Pencegahan Stunting Stunting tidak dapat disembuhkan tetapi bisa dicegah. Orang tua disarankan untuk fokus pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Selama kehamilan, ibu harus mengonsumsi gizi seimbang, melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, dan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan diikuti MP-ASI hingga usia 2 tahun. Untuk remaja putri, menjaga nutrisi seimbang dan mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) juga penting. Program Bangga Kencana Dan Strateginya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melaksanakan Program Bangga Kencana untuk menangani stunting melalui pendekatan promotif dan preventif. Program ini menekankan pada penghindaran empat hal: pernikahan dan kehamilan terlalu muda, terlalu dekat, terlalu banyak, dan terlalu tua. Program ini mencakup pendampingan calon pengantin, kampanye kesehatan, serta pembinaan tumbuh kembang anak melalui berbagai kelompok masyarakat. Langkah Pencegahan Anemia Remaja putri dianjurkan untuk mengonsumsi makanan tinggi zat besi dan vitamin C, serta TTD secara rutin untuk mencegah anemia yang bisa memperburuk risiko stunting. Intervensi Untuk Calon Pengantin Program ini juga fokus pada calon pengantin (catin) dengan melakukan skrining untuk mendeteksi risiko stunting sejak dini. Edukasi kesehatan reproduksi dan gizi serta pendampingan untuk memastikan kesiapan menikah dan hamil dalam kondisi ideal adalah bagian penting dari intervensi ini. “Dengan langkah-langkah preventif dan strategi terintegrasi, diharapkan angka stunting dapat ditekan dan kesehatan generasi mendatang dapat ditingkatkan”, pungkas Mikhael Yance Galmin, SS, M.Sc. (donz; foto humasbkkbn) Post navigation Hak Cipta Mars Syubbanul Wathan di Miliki Keluarga KH.Wahad Chasbullah Pemkab Merangin Cegah Dan Tangani Stunting Untuk Persiapkan Generasi Emas 2045