Malang, LensaWarna.com – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) berkomitmen menekan angka stunting menjadi 14% pada tahun 2024, turun dari 17,7% pada 2023. Komitmen ini ditegaskan dalam kegiatan Sosialisasi dan KIE Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Nasional Bersama Mitra Kerja, yang digelar di SMK Muhammadiyah 5 Kepanjen, Malang, Sabtu (21/12/2024).

Acara ini dihadiri oleh sejumlah narasumber, di antaranya Aniswaty Aziz, S.E., M.Si., selaku Kepala DPPKB Kabupaten Malang, dan Soetriningsih, S.Sos., selaku Direktur KIE Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Mereka memaparkan pentingnya sinergi dan kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi stunting secara efektif, terintegrasi, dan berkelanjutan.

Ditekankan oleh Soetriningsih, S.Sos.perihal  peran penting edukasi, advokasi, serta distribusi bantuan gizi. Program KIE yang intensif dan tepat sasaran dianggap mampu meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang dan pola asuh yang baik.

“Pencegahan stunting memerlukan sumber daya yang kompeten. Tidak cukup dengan kemampuan komunikasi, tetapi juga pemahaman mendalam tentang materi program. Kami berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat agar anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan cerdas”, jelas Soetriningsih, S.Sos.

Pemprov Jawa Timur Targetkan Penurunan Stunting Hingga 14% di Tahun 2024

BKKBN juga menggencarkan pendampingan keluarga stunting dan pemberian makanan bergizi seperti telur, ikan, dan sayuran. Upaya ini dilakukan untuk mencegah dampak stunting yang dapat memengaruhi pertumbuhan fisik, kognitif, dan kesehatan anak di masa dewasa.

Sementara itu Aniswaty Aziz, S.E., M.Si., menyoroti pentingnya pencegahan pernikahan usia dini sebagai salah satu langkah mengurangi stunting. Dirinya menekankan koordinasi antara lembaga pemerintah, sekolah, dan masyarakat, khususnya generasi muda yang berperan sebagai agen perubahan.

“Dengan integrasi data terkait pernikahan usia anak, kita bisa memahami pola dan merancang kebijakan yang lebih efektif. Hal ini penting untuk mendukung pengendalian populasi dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia”, jelas Aniswaty Aziz, S.E., M.Si.

Selain faktor gizi, kesehatan mental ibu hamil juga menjadi perhatian utama dalam pencegahan stunting. Aniswaty menjelaskan bahwa kesehatan mental ibu memengaruhi perkembangan janin dan kondisi kesehatan bayi. Dukungan suami dan lingkungan sekitar sangat diperlukan untuk menjaga kondisi mental ibu hamil.

“Faktor utama pencegahan stunting meliputi kesehatan ibu, asupan gizi yang cukup, lingkungan yang bersih, pemeriksaan rutin ke dokter, serta penyuluhan yang berkelanjutan”, ujar Aniswaty Aziz, S.E., M.Si.

Kegiatan Sosialisasi dan KIE Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Nasional Bersama Mitra Kerja menunjukkan komitmen Pemprov Jatim untuk mengatasi stunting melalui program Bangga Kencana. Dengan kolaborasi strategis dan pendekatan berbasis data, pemerintah optimis target penurunan stunting dapat tercapai, mewujudkan generasi muda Jawa Timur yang sehat dan berdaya saing. (stanz; foto bkkbn)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *