Balikpapan, LensaWarna.com-, Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) merupakan bagian dari strategi untuk pemerataan pembangunan di Indonesia, yang selama ini sangat terkonsentrasi di Pulau Jawa. Selain itu, IKN juga membantu kondisi Jawa/Jakarta yang telah mengalami tekanan yang sangat besar terhadap daya dukung lingkungan yang harus dijaga sustainabilitasnya.

Pembangunan Infrastruktur Pendukung operasional IKN yang sedang berlangsung telah mencapai tahap akhir, namun masih terdapat tantangan dalam integrasi fasilitas pendukung yang terkoneksi dari luar ke dalam gedung, dan sebaliknya. Fasilitas pendukung seperti utilitas listrik, air bersih, limbah, telekomunikasi, gas, dan lainnya memiliki potensi untuk tidak siap secara terintegrasi pada saat gedung-gedung selesai dibangun. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengawasan yang intensif dan pemahaman yang mendalam mengenai sistem integrasi oleh pihak terkait.

Ketua Umum Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) Maret Samuel Sueken yang juga seorang profesional dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di Perusahaan Oil and Gas memberikan kritik terhadap lemahnya pengintegrasian perangkat pendukung pembangunan IKN (Industri Kelistrikan Nasional). Khususnya menyoroti masalah kelistrikan dan jaringan air bersih yang belum terintegrasi dengan baik.

Pembangunan IKN Masih Memerlukan Perhatian Lebih Di Integritas Fasilitas Pendukung

“Bahwa pengintegrasian kedua perangkat tersebut sangat penting dalam pembangunan IKN. Kritiknya diharapkan dapat mendorong perbaikan dan peningkatan dalam pengintegrasian perangkat pendukung pembangunan IKN, untuk memastikan pembangunan tersebut berjalan dengan lebih efisien dan berkelanjutan”, kata Maret Samuel Sueken saat dijumpai awak media di Balikpapan.Sabtu (20/7/2024).

Dijelaskan oleh Maret Samuel Sueken yang selama ini sangat aktif dalam melakukan supervisi dalam pembangunan IKN, khususnya pembangunan Gedung Blok Setneg, terlebih lagi kepastian kesiapan Multi Utility Tunnel (MUT) dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), bahwa saat ini yang sudah berhasil terintegrasi dengan baik adalah Blok Setneg. Hal ini berkat pengawasan ketat dan keahlian yang mumpuni namun, tantangan yang dihadapi adalah bahwa fasilitas pendukung lainnya masih perlu meningkatkan tingkat integrasi mereka baik kedalam maupun keluar Gedung.

Salah satu contoh kesuksesan di Blok Setneg adalah pasokan daya listrik dari Gardu PLN melalui MUT dan SUTT ke Gedung SETNEG dan sebaliknya sudah berhasil diuji coba pada tanggal 15 Juli 2024, demikian pula Tapping Poin Jaringan Pipa Air Bersih sudah siap didalam Gedung tapi jaringan dari kawasan belum siap. Meskipun harapannya adalah agar pasokan listrik dan Air Bersih dapat berfungsi dengan baik, namun masih ada permasalahan yang perlu diatasi agar interkoneksi dengan gedung-gedung lain dapat terjamin.

Selain itu, jaringan pemilihan air bersih di dalam gedung juga sudah siap, namun masih menunggu pasokan air bersih dari Penyedia Jasa lain yang jaringannya belum siap. Untuk mencapai integrasi yang optimal, diperlukan pemantauan harian dan kehadiran Tenaga Ahli yang memahami sistem untuk memastikan bahwa semua fasilitas pendukung sudah terintegrasi dan berjalan dengan baik sehingga bisa difungsikan sesuai rencana.

Maret Samuel Sueken berharap bahwa waktu yang tersisa dapat dimanfaatkan dengan baik untuk melakukan perbaikan dan percepatan dalam integrasi fasilitas pendukung di IKN. “Dengan adanya perhatian yang lebih intensif dan kerja sama dari semua pihak terkait, diharapkan IKN dapat menjadi pusat komunikasi yang terintegrasi dengan baik dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Kami akan terus mengikuti kemajuan PSN (Program Strategis Nasional)”, pungkasnya. (yy; foto djo)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *