Jakarta, LensaWarna.com-Kolonel Laut (K) drg. Muh. Arifin,Sp.Ort.,M.Tr.Opsla., Mantan Komandan Cobra Satgas Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet baru saja mendapatkan promosi jabatan menjadi Komandan Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Marinir (Danrumkitalmar) Cilandak menggantikan Kolonel Laut (K)  Aminuddin Harahap.

Tuk diketahui,Pengangkatan Kolonel Laut (K) Muhamad Arifin sebagai Komandan Rumah Sakit TNI AL Marinir (Danrumkitalmal) itu dilakukan, pada pada 5 Agustus 2024 melalui Upacara Serah Terima Jabatan (Sertijab) yang dipimpin langsung oleh Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Mar) Endi Supardi,di Markas Komando Korps Marinir (Mako Kormar),Jl. Prajurit KKO Usman Dan Harun No. 40 Kwitang,Jakarta Pusat.

Mantan Komandan Cobra RSDC Wisma Atlet,Kolonel ArifinJabat Danrumkitalmar Cilandak
Mantan Komandan Cobra RSDC Wisma Atlet,Kolonel Arifin
Jabat Danrumkitalmar Cilandak

Kolonel M Arifin,salah satu prajurit dari Sekolah Perwira TNI yang berkarier moncer. Ia adalah alumni Sekolah Perwira Prajurit Karier Tentara Nasional Indonesia (SEPA PK TNI) angkatan 2000.

Posisi berkesan yang pernah disandangnya ialah menjadi Komandan Lapangan Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) terbesar di dunia. Ia pun merupakan alumni SEPA PK TNI berpangkat kolonel termasuk cepat naik pangkatnya di Angkatan Laut. Bahkan,ia pernah juga menjadi Satuan Tugas (Satgas) Marinir di Kepulauan Aru pada 2005.

Kemudian,Satgas DVI kecelakaan Pesawat Sukhoi 2005. Ia juga dipercaya menjadi Satuan Tugas (Satgas) DVI kecelakaan Lion Air pada 2018. Di tahun yang sama menjadi Komandan Bataliyon Kesehatan Marinir.

Saat Covid-19 mewabah di dunia pada 2020. Kolonel Arifin ditunjuk menjadi Komandan Satuan Bataliyon Kesehatan Marinir untuk Obeservasi 245 WNI dari Wuhan di Pulau Natuna.
Pada tahun yang sama dia ditugaskan untuk melakukan Observasi Kapal World Dream dari Hong Kong (188 ABK) dan kapal Diamond Princess dari Jepang (69 orang) di Pulau Sebaru.

Hingga kemudian menjadi Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet. Saat menjadi Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet,ia mendapatkan pengalaman berbeda. “Sehari-hari jabatan sehari-hari di RSDC Komandan Lapangan,di sini sudah melaksanakan tugas observasi Covid di Natuna, waktu itu jadi WNI yang dari Wuhan,” katanya Kolonel Arifin beberapa waktu lalu.

Menurutnya,manajamen lapangan berbeda dengan penyakit biasa. “Karena ini wabah yang baru kita ketahui,saya harus lebih sedikit percaya diri walau pun sebenarnya takut,”imbuhnya.

Salah satu yang turut dikenangnya adalah pemilihan nama untuk tim tenaga kesehatan (nakes) di RSDC. Ia memilih nama Kobra,bukan tanpa alasan namun ada filosofinya.
“Kesehatan sendiri identik dengan simbol ular,kenapa saya ambilnya simbol ular,pertama karena bisanya mematikan,kita harapkan tim kita ini mempunya bisanya,bisa mematikan Covid,artinya kita harus bisa melawan,”katanya.

Kedua,Kobra itu memiliki gerakan yang sangat cepat dalam menghadapi musuhnya. “Jadi dalam setiap operasi apapun kita harus punya pegangan yang menjadi penguatan dari mental, mental dari pasukan. Kita punya jargon,jangan pulang sebelum corona tumbang,jadi kalian di sini jangan cemen,”katanya.
Git/Red)****

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *