Tegal, LensaWarna.com-, Pemerintah melalui BKKBN terus tanpa henti melakukan Kegiatan Sosialisasi dan Kie Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Provinsi Jawa Tengah untuk mencegah dan menurunkan angka stunting dalam rangka mempersiapkan para generasi muda Indonesia yang berkualitas, berkompeten, dan berdaya saing tinggi. Dengan mengambil lokasi di Gedung Swam, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal, Jawa Tengah, pada hari Minggu 2 Juni 2024 dilaksanakan Kegiatan Sosialisasi dan Kie Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Provinsi Jawa Tengah dengan pemberi materi Trysnawati, SH, MH (Sekretaris DPPKBP2PA Kota Tegal), Agoes Poedjianto, SH, M.Kes (Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Ahli Madya BKKBN Jawa Tengah), Marianus Mau Kuru, SE, MPH. (Direktur Bina Kesehatan Reproduksi BKKBN Pusat), dan Dr. Dewi Aryani, M.Si (Anggota Komisi IX DPR RI). Dalam sambutanya Dr Dewi Aryani, MSi menyampaikan untuk selalu memerhatikan anak balitanya, jangan sampai ada lagi yang mengalami stunting. Karena yang perlu diperhatikan adalah tumbuh kembang anak harus gizinya terpenuhi sejak ibu hamil pun perlu makanan yang sehat dan memenuhi standar Gizi. “Saya meminta peran aktif para kader kader pkk dan kader posyandu ikut mengawasi ibu hamil dan balita supaya pemenuhan gizi balita diperhatikan melalui peran kader posyandu”, ujar Dr Dewi Aryani, MSi. Sementara itu Trysna Trysnawati, SH, MH menyampaikan bahwa untuk memantau kondisi atau keadaan syunting disuatu daerah maka dibagi menjadi 3 zona. Dimana ada zona orange dan zona kuning, kita dapat melihat daerah zona merah yang banyak stuntingnya dan ini ada realisasinya untuk tahun 2024. Hasil timbang ukur per Februari 2024, dari jumlah balita ditimbang dan ukur ada 12,021 anak, setelah di seleksi ada 1,002 anak diindikasikan balita stanting. “Dalam upaya percepatan penguatan stunting ada beberapa kegiatan, sebenarnya kegiatan, yang kita ambil dari kegiatan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP2PA). Beberapa kegiatan salah satunya Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). Kegiatan ini di lakukan di kecamatan-kecamatan dan untuk para kader-kader PKK, maupun kader lainnya untuk mengadakan Mini Lokakarya Stunting. Dan kita juga mengadakan audit stanting dan ada pendampingan keluarga beresiko stunting oleh tim pendamping keluarga”, jelas Trysna Trysnawati, SH, MH. Ditambahkan oleh Trysna Trysnawati, SH, MH, ketika sudah dibentung tim pendamping keluarga berjumlah 633 orang, dimana dari 633 orang kita bentuk menjadi 211 kelompok. 1 kelompok terdiri dr 3 orang yang terdiri dari tenaga kesehatan, kader PKK maupun kader KB. Kemudian dari kegiatan lainnya ada pelayanan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yaitu setiap bukan ada pemberian pemberian alat kontrasepsi secara gratis. “Percepatan Stunting, Pembentukan Keluarga Kampung KB, Dapur Sehat Atasi Stunting (DASAT) Kampung KB di kota Tegal sudah terbentuk ada 20 kampung KB, di 4 kecamatan sudah terbentuk 20 kampung KB dari 20 kelurahan dan 7 kelurahan yang belum membentuk kampung KB. Dapur sehat untuk atasi stanting inovasi dari dinas kami pada saat itu untuk penurunan stunting bukan hanya tanggung jawab dari pemerintah dari pusat maupun daerah tetapi tanggung jawab dari kita bersama dan CSR”, kata Trysna Trysnawati, SH, MH. Untuk menjaga jarak kelahiran Agoes Poedjianto, SH, M.Kes mengungkapkan perlunya pasangan suami istri mengikuti program Keluarga Berencana Pasca Persalinan (KB PP) adalah pelayanan KB yang diberikan setelah persalinan sampai dengan 42 hari. Diharapkan ibu-ibu melahirkan di rumah sakit besar maupun di klinik sebelum pulang kerumah menggunakan alat kontrasepsi (KB), mengapa itu sangat penting karena untuk menjaga jarak kehamilan atau istilah kebobolan. “Setelah melahirkan dapat langsung menggunakan alat kontrasepsi (KB), kita menyedikan long Alat KB banyak macam seperti pemasangan implan. Ada KB bentuk T yg aman, menggunakan KB pasca persalinan yg aman. KB itu secara tidak lansung mencegah stunting. Jika semua ibu-ibu yang produktif dapat mengikuti program KB akan mencegah stunting. Penggunaan alat KB dapat mengatur jarak kehamilan dan dapat mencegah stunting” ujar Agoes Poedjianto, SH, M.Kes. Sebagai penutup Dr. Dewi Aryani, M.Si berharapa kedepan baik BKKBN pusat maupun daerah dan juga para kader PKK setidaknya bisa membuat trobosan untuk menangani stunting pada anak. “Seperti membuat film pendek mengenai upaya pencegahan dan penanganan stunting mengingat saat ini peran media sosial sebagai alat untuk sosialisasi pencegahan stunting dengan membikin film pendek”, kata Dr. Dewi Aryani, M.Si yang akan maju menjadi bakal calon Bupati Tegal dalam kontestasi pilkada serentak 2024 dari PDI Perjuangan. (donz; foto humas bkkbn) Post navigation Kisah Inspiratif,Benny Wullur Dari Orang Biasa Menjadi Luar Biasa Dian Istiqomah, S.Kep Anggota Komisi IX DPR RI Ingin Pola Pikir Masyarakat Dirubah Untuk Cegah Dan Turunkan Angka Stunting