Yogyakarta, LensaWarna.com-, Program Bangga Kencana merupakan rebranding dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam rangka upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat, melalui berbagai kelompok kegiatan di masyarakat. Bangga Kencana merupakan singkatan dari Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana yaitu program yang digunakan untuk memperkuat sistem informasi keluarga yang terintegritas. Program Bangga Kencana menjadikan keluarga sebagai sandaran pembangunan serta berfokus mewujudkan keluarga yang berkualitas.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus berupaya menekan angka stunting di Indonesia. Salah satunya dengan menggelar Kegiatan Sosialisasi Dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja Di Provinsi DI. Yogyakarta hari Kamis 27 Juni 2024

Acara yang berlangsung di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Kelurahan Banyuraden, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman dihadiri oleh Dian Istiqomah, S.Kep (Anggota Komisi IX DPR RI), Sunarto, SE., MM (Kepala Biro Keuangan dan Pengelolaan Barang Milik Negara BKKBN Pusat), Rohdiana Sumariati, M.Sc (PJ Bidang ADPIN Perwakilan BKKBN Provinsi D.I. Yogyakarta), dan Drs. Dwi Wiharyati, M.Si (Kabid  P2KB Kab. Sleman).

Anggota Komisi IX DPR RI, Dian Istiqomah, S.Kep menyatakan bahwa pihaknya bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus berkomitmen menekan angka stunting di Provinsi DI Yogyakarta.

Keluarga Perlu Terapkan Konsep 1000 HPK Sebagai Kunci Cegah Stunting

“Semua harus ikut berperan serta dalam menangani stunting. Peran masyarakat pada umumumnya dan keluarga pada khususnya sangat berperan dalam mencegah stunting. Program Bangga Kencana menjadikan keluarga sebagai sandaran pembangunan serta berfokus mewujudkan keluarga yang berkualitas”, ujar Dian Istiqomah, S.Kep.

Disampaikan pula oleh Dian Istiqomah, S.Kep bahwa stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Kesehatan (Perpres No. 72 Tahun 2021 ttg PPS).

“Ciri-ciri anak yang stunting adalah Berat Badan kurang dari 2,5 kg, Panjang Badan kurang dari 47 cm dan Lingkar Kepala kurang dari 31,5 cm”, jelas Dian Istiqomah, S.Kep.

Diungkapkan oleh Dian Istiqomah, S.Kep bahwa penyebab stunting antara lain adalah kurang asupan gizi selama hamil, kebutuhan gizi anak kurang tercukupi, kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi, kurangnya pengetahuan dan keterampilan ibu dalam pola asuh anak, terbatasnya akses pelayanan kesehatan, kurangnya akses air bersih dan sanitasi, serta masih kurangnya akses makanan bergizi.

“Dampak Stunting ada dua yaitu dampak jangka pendek seperti Terganggunya perkembangan otak, Kecerdasan berkurang, Gangguan pertumbuhan fisik dan Gangguan metabolism dalam tubuh. Sedangkan dampak jangka panjang seperti Menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, Menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah terpapar penyakit, serta Meningkatnya risiko memiliki penyakit diabetes, obesitas, penyakit jantung, pembuluh darah, kanker, stroke dan disabilitas pada usia tua”, tutur Dian Istiqomah, S.Kep.

Ditambahkan oleh Dian Istiqomah, S.Kep bahwa dalam pencegahan stunting harus memenuhi kebutuhan gizi sejak remaja, serta pada masa hamil, memberi ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan, mendampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat dan terus memantau tumbuh kembang anak serta selalu menjaga kebersihan lingkungan.

Sedangkan Drs. Dwi Wiharyati, M.Si mengatakan masalah stunting masih menjadi episode panjang masalah kesehatan balita di Indonesia. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Oleh karena itu masyarakat pada umumnya dan keluarga pada khususnya harus memahami tentang Konsep 1000 HPK.

Pengertian 1000 HPK Sebelum Lahir adalah merupakan masa awal proses kehidupan manusia yang dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi, hingga usia dua tahun. Sedangkan Setelah Lahir adalah 1000 HPK yang meliputi 270 (dua ratus tujuh puluh) hari selama dalam kandungan dan 730 (tujuh ratus tiga puluh) hari masa menyusui sampai usia 2 (dua) tahun.

“Pentingnya 1000 HPK adalah agar anak mengalami pertumbuhan otak dengan sangat pesat pada masa 1000 HPK, terjadi pembentukan organ vital, pematangan sistem pencernaan, perkembangan kognitif, serta serta sistem imun atau daya tahan tubuh. Pemenuhan gizi yang baik selama 1000 hari pertama kehidupan akan membuat kemampuan anak untuk bertumbuh-kembang menjadi lebih baik”, jelas Drs. Dwi Wiharyati, M.Si.

Keluarga Perlu Terapkan Konsep 1000 HPK Sebagai Kunci Cegah Stunting

TAHAPAN 1000 HPK

Tahap Kehamilan : Bayi sepenuhnya tergantung pada ibu untuk suplai nutrisi yang dibutuhkan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan organ secara baik

Tahap 0-12 Bulan : Terjadi pertumbuhan fisik yang pesat, awal mula perkembangan kemampuan berpikir, mulai muncul kemampuan berkomunikasi, juga masa belajar untuk dapat berteman

Tahap 13-24 Bulan : Anak banyak bergerak dan selalu ingin tahu. Hal ini menunjukkan perkembangan yang pesat pada kemampuan fisik dan berpikirnya.

Nutrisi dan Stimulasi :

  1. Perlu memperhatikan jenis makanan, bentuk makanan, porsi, serta frekuensi makanan yang diberikan kepada buah hati.
  2. Untuk memenuhi kebutuhan makanan sehat, ada lima kelompok makanan yang perlu Bunda penuhi asupannya, yaitu biji-bijian, buah-buahan, sayuran, daging, dan susu.
  3. Stimulasi harus dilakukan sejak dini dan berulang-ulang supaya pembentukan sinaps (hubungan antarsel saraf otak) semakin kuat.

Nutri yang dibutuhkan ibu hamil antara lain Protein, Karbohidrat, Lemak, Serat, Zat Besi, Asam, Folat, Kalsium, Vitamin D, Kolin, Vitamin C, Yodium, dan Seng. Yang perlu diwaspadai adalah menghindari makanan yang diawetkan, menghindari daging/telur/ikan yang dimasak kurang matang, membatasi kopi dan coklat didalamnya terdapat kandungan kafein, membatasi makanan yang mengandung gula dan lemak tinggi, membatasi makanan yang mengandung gas contoh nangka, karena dapat menyebabkan keluhan nyeri ulu hati pada ibu hamil dan membatasi konsumsi minuman ringan (soft drink).

“Manfaat 1000 HPK adalah untuk memenuhi nutrisi optimal pada 1000 HPK sehingga pertumbuhan otak menjadi maksimal.Perkembangan kognitif anak berjalan dengan baik. kecerdasan buah hati serta ketangkasan berpikirnya berjalan lancar. Ketika dewasa, memiliki berprestasi yang baik saat di sekolah dan produktif saat bekerja. Berencana itu keren”, pungkas Drs. Dwi Wiharyati, M.Si (cds; foto humasbkkbn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *