Jakarta, LensaWarna.com-Sejak peluncuran strategi nasional pencegahan perkawinan anak pada tahun 2020, angka perkawinan anak di Indonesia menunjukkan penurunan, meskipun masih dinilai lambat. Menyadari peran penting generasi muda dalam mempercepat program ini, 2020 Youth Force for Indonesia menyelenggarakan Forum Diskusi Orang Muda di Jakarta Selatan, baru-baru ini. Mengapa Perkawinan Anak Perlu Dihentikan? Perkawinan anak masih menjadi salah satu isu sosial di Indonesia. Selain melanggar hak-hak dasar, praktik ini berdampak negatif terhadap pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan ekonomi generasi muda. Setiap tahun, ribuan anak Indonesia terpaksa menikah di usia dini akibat berbagai faktor seperti kemiskinan, kurang edukasi, dan norma-norma sosial yang masih kuat mengakar. Forum Diskusi Orang Muda Akselerasi Kolaborasi cegah Perkawinan Dalam tiga tahun terakhir, angka perkawinan anak di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan. Melansir dari KemenPPPA.go.id, pada tahun 2021 persentasenya turun dari 10,35 persen menjadi 9,23 persen, dan menurun menjadi 8,06 persen pada tahun 2022, serta mencapai 6,92 persen pada tahun 2023. Meskipun tren ini positif, upaya kolaborasi lintas sektor dan generasi masih sangat diperlukan agar angka tersebut bisa ditekan lebih cepat dan efektif. Kolaborasi Melalui Diskusi dan Aksi Nyata Forum ini mempertemukan 34 pemuda dari seluruh Indonesia, perwakilan organisasi, praktisi, serta pemangku kebijakan. Kegiatan ini dirancang untuk membahas kondisi, tantangan, dan peluang dalam pencegahan perkawinan anak melalui tiga bidang utama: 1. Aksesibilitas dan perluasan layanan kesehatan, memastikan anak-anak dan remaja memiliki akses ke layanan kesehatan reproduksi dan mental. 2. Penguatan regulasi hukum, mendorong penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku dan meminimalkan celah dalam undang-undang. 3. Optimalisasi pendidikan untuk anak dan orang tua muda, meningkatkan kesadaran dan keterampilan melalui pendidikan formal dan non-formal. Diskusi ini bertujuan untuk menggali ide-ide dan solusi konkret dalam pencegahan perkawinan anak yang kemudian akan disusun dalam rekomendasi. Melalui diskusi ini, peserta akan mendapat kesempatan untuk memahami berbagai perspektif dalam isu pencegahan perkawinan anak, termasuk dari sisi aksesibilitas layanan, penguatan regulasi hukum, dan optimalisasi kapasitas anak serta orang muda. Dengan suasana diskusi yang santai namun bermakna, sesi ini diharapkan dapat menciptakan dialog yang produktif dan inspiratif bagi seluruh peserta. Tirsa Listiarani, yang akrab disapa Sasa, selaku Project 2030 Youth Force Indonesia, menjelaskan bahwa keterlibatan aktif anak muda menjadi kunci keberhasilan program ini. “Kami ingin lebih banyak anak muda terlibat langsung dalam pencegahan perkawinan anak dan menciptakan solusi konkret melalui kolaborasi dengan pemangku kebijakan,” ujarnya. Menuju Youth Town Hall 2024 Hasil diskusi ini akan dirangkum dalam bentuk rekomendasi yang akan disampaikan oleh perwakilan peserta dalam acara Youth Town Hall 2024 pada 14 Desember 2024 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Rekomendasi tersebut akan dipresentasikan kepada perwakilan pemerintah dari BKKBN, KEMENPPPA, dan KEMENKOPMK. Dengan tema “Kolaborasi Lintas Sektor Generasi untuk Menurunkan Angka Perkawinan Anak, acara ini akan menjadi momen penting bagi pemuda untuk menyuarakan pandangan mereka secara langsung di hadapan para pemangku kepentingan. Sasa menambahkan bahwa Youth Town Hall bukan sekedar diskusi, tetapi juga wadah untuk membangun aksi nyata. “Kami percaya perubahan dimulai dari suara anak muda yang didengar dan diimplementasikan dalam kebijakan,” tuturnya penuh semangat. Harapan untuk Masa Depan Melalui forum diskusi Youth Town Hall 2024, 2030 Youth Force Indonesia dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, aman dan mendukung bagi generasi muda Indonesia. Dengan kolaborasi Lintas Sektor mereka yakin angkat perkawinan anak dapat ditekan secara signifikan, untuk kawan muda yang ingin berkolaborasi dan menjadi bagian dari perubahan, pendidikan Youth Town Hall 2024 masih terbuka melalui tautan resmi panitia. Perubahan dimulai dari langkah kecil dan suara setiap anak muda yang sangat berarti untuk masa depan yang lebih baik. Red Ken Devina)*** Post navigation Euis Clarissa Gelar Temu Kangen Bersama Teman Seperjuangan dari Sekolah Keperawatan Acer Manufacturing Indonesia Meningkatan Daya Saing Teknologi informasi