Jambi LensaWarna.com-, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Komisi IX DPR RI terus melakukan sosialisasi dan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di Indonesia. Acara sosialisasi ini digelar di Aula Desa Sialang, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, pada Minggu, 8 September 2024. Program ini dilaksanakan sesuai instruksi Presiden Republik Indonesia sebagai langkah konkret untuk menurunkan angka stunting secara nasional. Percepatan penurunan stunting diharapkan menjadi momentum penting saat Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaannya, agar bangsa ini tidak hanya merdeka secara fisik tetapi juga merdeka dari permasalahan stunting, sehingga Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia dapat bersaing dengan negara lain. Acara ini menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan, yaitu H. Handayani, SKM., MPH (Anggota Komisi IX DPR RI), Muktiani Asrie Suryaningrum, S.Sos, MPH (Penata Kependudukan dan KB Ahli Madya BKKBN Pusat), dr. Alphi Yusminanda, MAPS (Penata KKB Ahli Madya Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi), serta H. Abdaie, S.KM, M.KM (Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Merangin). Stunting menjadi perhatian utama dalam sosialisasi ini. Stunting adalah gangguan pertumbuhan anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi, pola asuh yang tidak tepat, serta lingkungan yang tidak memadai. Dampaknya meliputi hambatan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, serta menurunkan kecerdasan anak dalam jangka pendek, hingga rentan terhadap penyakit dalam jangka panjang. H. Abdaie, S.KM, M.KM menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan asupan gizi dalam pencegahan stunting. “Kita harus biasakan cuci tangan memakai sabun, cuci sayur dengan air mengalir, kemudian buang air pada jambang yang sehat. Jadi mudah sekali mengatasi hal stunting, dan bapak ibu juga jangan lupa untuk membawa anaknya imunisasi”, ujarnya. Muktiani Asrie Suryaningrum, S.Sos, MPH, menambahkan bahwa komitmen pemerintah untuk memerdekakan anak dari stunting harus didukung oleh semua pihak, salah satunya dengan membentuk keluarga yang sehat. “Untuk mencegah stunting, yang paling mudah adalah asupan proteinnya harus terjaga, karena pada saat 1000 hari pertama kehidupan yang diperlukan adalah protein. Jangan lupa memberikan ASI eksklusif kepada bayi, dan menjaga jarak kelahiran anak agar dalam memberikan ASI optimal,” jelasnya. Dr. Alphi Yusminanda, MAPS, menyoroti bahwa pencegahan stunting harus dimulai sejak awal, yaitu dari calon orang tua. “Pencegahan stunting bisa dilakukan dari pabriknya, yaitu dari bapak dan ibu si anak. Jadi supaya anaknya tidak stunting, bapak dan ibunya harus mempersiapkan diri sebaik mungkin, siap mental dan siap kesehatannya,” katanya. Sebagai penutup, H. Handayani, SKM., MPH menekankan pentingnya menyebarluaskan informasi yang diperoleh dalam sosialisasi ini kepada masyarakat luas. “Saya berpesan agar apa yang tadi disampaikan oleh mitra-mitra saya tolong disampaikan kepada keluarga, tetangga, dan lingkungan supaya masyarakat lebih paham bahwa kesehatan generasi kita itu penting,” tegasnya. Melalui sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya pencegahan stunting demi menciptakan generasi yang sehat, kuat, dan berdaya saing di masa depan. (sdp; foto humasbkkbn) Post navigation H. Handayani, SKM., MPH Jadi Pemateri Sosialisasi KIE Program Bangga Kencana Di Desa Pulau Tujuh Fokus Tekan Stunting Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdatul Ulama (LWPNU) DKI Jakarta Gelar Diskusi Publik Wakaf Uang